b.Emile Durkheim (1858- 1917).
Lahir
di Epinal bagian Timur Prancis di
lingkungan keluarga Yahudi. Beberapa karya
penting diantaranya, The Division of Labor in Society yang mengkaji tentang
pembagian kerja dalam masyarakat industri. Di bidang industri modern
terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yang
mengakibatkan pembagian kerja dalam bentuk spesialisasi. Tujuan utama dari
kajian pembagian kerja ini adalah untuk memahami fungsi pembagian kerja serta
memahami faktor latar penyebabnya
Menurut pandangan Emile Durkheim bahwa
setiap masyarakat manusia senantiasa memerlukan solidaritas. Solidaritas akan mewarnai setiap kehidupan
manusia. Ia membagi solidaritas menjadi 2(dua) tipe yaitu, solidaritas mekanik
dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik
terdapat pada kelompok masyarakat yang sederhana yang disebut ’’segmenatal’’ Pada
kehidupan kelompok masyarakat yang demikian belum terdapat pembagian kerja yang
tegas, sehinga apa yang dilakukan seseorang dapat pula dilakukan oleh orang
lain. Dalam konteks yang demikian tidak terdapat saling ketergantungan antara
masyarakat dan kelompok yang berbeda, karena setiap orang dapat memenuhi
kebutahannya sendiri. Tipe solidaritas yang demikian didasarkan atas
kepercayaan setiakawan yang oleh Durkheim disebut Conscience
collective yang diterjamahkan oleh Abdullah dan v.d Leeden menjadi hati nurani kolektif, yaitu suatu
sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota
masyarakat.
Menurut Emile Durkheim, bahwa salah satu bidang yang harus dipelajari
dalam sosiologi adalah fakta sosial (social fact), yang berbicara tentang hal cara
berpikir, bertindak, merasakan dan pengendalian terhadap diri sendiri, atau
individu lain, didalamnya termasuk hukum, moral, kepercayaan, adat-istiadat,
cara berpakaian, kaidah ekonomi dan lain-lain ( Abdulahdan v.d. Leeden 1986).
Fakta sosial menurut Durkheim terdiri dari 2(dua) macam yaitu
1. Dalam
bentuk material, yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap dan
diobesrvasi. Fakta sosial berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata
(external world), misalnya norma hukum, yang mudah dipahami. Norma hukum jelas
merupakan sesuatu yang nyata ada dan berperan, berpengaruh terhadap kehidupan
manusia, yang mudah dipahami, tetapi yang
menjadi soal adalah fakta sosial non material.
2. Dalam bentuk non material, yaitu fakta sosial jenis ini merupakan fenomena yang
bersifat inter subyective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia,
contoh egoisme, altruisme dan opini. Wariner dalam Ritzer (1980), lebih
memusatkan pada perhatian kepada fakta sosial yang terkait dengan kehidupan kelompok masyarakat, karena hal
itulah yang terpenting.
Menurut Warriner terdapat 4(empat) kriteria
yang dipakainya untuk menyatakan kehidupan kelompok sebagai barang sesuatu
yang nyata (reality)
1. Nominalist
position, artinya kelompok itu bukanlah barang sesuatu yang sungguh-sungguh
ada secara riil, tetapi merupakan suatu terminologi atau suatu pengertian yang
digunakan untuk menunjukkan kepada kelompok individu.
2. Interaksionisme,
bahwa antara individu dan kelompok ke duanya tidak dapat dipisahkan, tidak adan
individu tanpa kelompok dan sebaliknya tidak ada kelompok tanpa individu, sebab ke duanya
saling berinteraksi.
3. Neo nominalisme, bahwa kelompok
menunjukkan sesuatu yang nyata-nyata ada (obyektive reality)., tetapi juga
mengakui kelompok itu kurang riil dibandingkan dengan kelompok.
4. Realisme,
konsep berpegang kepada proposisi sebagai berikut, (1) kelompok sama riilnya
dengan individu atau perorangan, (2) keduanya abstrak, untuk kepentingan unit
analisis, dan (c) kelompok dipahami dan daplikasikan khusus dalam istilah untuk
menerangkan proses sosial
Lahir di Jerman pada tahun 1864, ia mulanya adalah seorang ahli hukum, mencapai gelar doktor dan profesor dalam
bidang ilmu ekonomi, tetapi kemudian ia menekuni ilmu sosiologi dengan
menampilkan karya yang mengagumkan dalam bidang sosiologi. Salah satu buku yang sangat terkenal berjudul ‘’The
Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904), dan memilih rasionalitas
sebagai titik perhatian utama. Buku The
Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism mengisahkan tentang
keterkaitan antara Etika Protestan dan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat. Bahwa dunia adalah tempat kemakmuran yang
hanya dicapai oleh kerja keras, disiplin
dan hidup hemat. Menurut hasil penelitiannya bahwa ketika itu negara-negara penganut aliran Protestan
hidupnya jauh lebih makmur dibandingkan dengan kelompok yang lain. Karena
itulah bahawa kemajuan secara ekonomi yang selalu identik dengan modernisasi, modernisasi
identik dengan westernisasi dan westernisasi identik pula dengan Kristenisasi
Weber memilih rasionalitas sebagai titik perhatian utama dalam kajian-kajian
teorinya. Ia melihat perkembangan dunia Barat yang serba modern sebagai sesuatu
hal yang menyangkut peningkatan yang mantap dalam bentuk rasionalitas.
Peningkatan ini dalam bentuk tindakan ekonomi individu setiap hari dan dalam
bentuk organisasi sosial, dan juga dalam
bentuk fenomena kehidupan sosial yang lain.
Sumbangan Weber dalam ilmu sosiologi adalah kajian tentang konsep dasar
sosiologi (1964). Dalam urainnya menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
memahami tindakan sosial. Tulisan
ini kemudian dikembangkan untuk membahas masalah interaksi sosial dan tema ini
akan dibahas secara khuusus pada bab tersendiri
Online Casino Site ᐈ Free Spins | Lucky Club
BalasHapusFind a Casino site you love! You can win big and play at a reliable online casino. luckyclub.live You can even win huge jackpots.