Rabu, 18 November 2015

Pandangan Emile Durkheim Dan Max Weber



 b.Emile Durkheim (1858- 1917).
        Lahir di Epinal  bagian Timur Prancis di lingkungan keluarga Yahudi.  Beberapa karya penting diantaranya, The Division of Labor in Society yang mengkaji tentang pembagian kerja dalam masyarakat industri. Di bidang industri modern terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yang mengakibatkan pembagian kerja dalam bentuk spesialisasi. Tujuan utama dari kajian pembagian kerja ini adalah untuk memahami fungsi pembagian kerja serta memahami faktor latar penyebabnya  
       Menurut pandangan Emile Durkheim bahwa setiap masyarakat manusia senantiasa memerlukan solidaritas. Solidaritas akan mewarnai setiap kehidupan manusia. Ia membagi solidaritas menjadi 2(dua) tipe yaitu, solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik terdapat pada kelompok masyarakat yang sederhana yang disebut ’’segmenatal’’ Pada kehidupan kelompok masyarakat yang demikian belum terdapat pembagian kerja yang tegas, sehinga apa yang dilakukan seseorang dapat pula dilakukan oleh orang lain. Dalam konteks yang demikian tidak terdapat saling ketergantungan antara masyarakat dan kelompok yang berbeda, karena setiap orang dapat memenuhi kebutahannya sendiri. Tipe solidaritas yang demikian didasarkan atas kepercayaan setiakawan yang oleh Durkheim disebut Conscience collective yang diterjamahkan oleh Abdullah dan v.d Leeden menjadi hati nurani kolektif, yaitu suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.   
       Menurut Emile Durkheim, bahwa salah satu bidang yang harus dipelajari dalam sosiologi adalah fakta sosial (social fact), yang berbicara tentang hal cara berpikir, bertindak, merasakan dan pengendalian terhadap diri sendiri, atau individu lain, didalamnya termasuk hukum, moral, kepercayaan, adat-istiadat, cara berpakaian, kaidah ekonomi dan lain-lain ( Abdulahdan v.d. Leeden 1986). Fakta sosial menurut Durkheim terdiri dari 2(dua) macam yaitu
1. Dalam bentuk material, yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap dan diobesrvasi. Fakta sosial berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata (external world), misalnya norma hukum, yang mudah dipahami. Norma hukum jelas merupakan sesuatu yang nyata ada dan berperan, berpengaruh terhadap kehidupan manusia, yang mudah dipahami, tetapi yang  menjadi soal adalah fakta sosial non material.
 2. Dalam bentuk non material, yaitu  fakta sosial jenis ini merupakan fenomena yang bersifat inter subyective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, contoh egoisme, altruisme dan opini. Wariner dalam Ritzer (1980), lebih memusatkan pada perhatian kepada fakta sosial yang terkait dengan  kehidupan kelompok masyarakat, karena hal itulah yang terpenting.
   Menurut Warriner terdapat 4(empat) kriteria yang dipakainya untuk menyatakan    kehidupan kelompok sebagai barang sesuatu yang nyata (reality)
 1. Nominalist position, artinya kelompok itu bukanlah barang sesuatu yang sungguh-sungguh ada secara riil, tetapi merupakan suatu terminologi atau suatu pengertian yang digunakan untuk menunjukkan kepada kelompok individu.
      2. Interaksionisme, bahwa antara individu dan kelompok ke duanya tidak dapat dipisahkan, tidak adan individu tanpa kelompok dan sebaliknya tidak ada  kelompok tanpa individu, sebab ke duanya saling berinteraksi.
3. Neo nominalisme, bahwa kelompok menunjukkan sesuatu yang nyata-nyata ada (obyektive reality)., tetapi juga mengakui kelompok itu kurang riil dibandingkan dengan kelompok.
  4. Realisme, konsep berpegang kepada proposisi sebagai berikut, (1) kelompok sama riilnya dengan individu atau perorangan, (2) keduanya abstrak, untuk kepentingan unit analisis, dan (c) kelompok dipahami dan daplikasikan khusus dalam istilah untuk menerangkan proses sosial   
         
c.Max Weber (1864 – 1920)

          Lahir di Jerman pada tahun 1864, ia  mulanya adalah seorang ahli hukum,  mencapai gelar doktor dan profesor dalam bidang ilmu ekonomi, tetapi kemudian ia menekuni ilmu sosiologi dengan menampilkan karya yang mengagumkan dalam bidang sosiologi. Salah satu  buku yang sangat terkenal berjudul ‘’The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904), dan memilih rasionalitas sebagai titik perhatian utama. Buku The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism mengisahkan tentang keterkaitan antara Etika Protestan dan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat. Bahwa dunia adalah tempat kemakmuran yang hanya dicapai oleh kerja keras, disiplin dan hidup hemat. Menurut hasil penelitiannya bahwa ketika itu  negara-negara penganut aliran Protestan hidupnya jauh lebih makmur dibandingkan dengan kelompok yang lain. Karena itulah bahawa kemajuan secara ekonomi yang selalu  identik dengan modernisasi, modernisasi identik dengan westernisasi dan westernisasi identik pula dengan Kristenisasi
        Weber memilih rasionalitas sebagai titik perhatian utama dalam kajian-kajian teorinya. Ia melihat perkembangan dunia Barat yang serba modern sebagai sesuatu hal yang menyangkut peningkatan yang mantap dalam bentuk rasionalitas. Peningkatan ini dalam bentuk tindakan ekonomi individu setiap hari dan dalam bentuk organisasi sosial,  dan juga dalam bentuk fenomena kehidupan sosial yang lain.    
     Sumbangan Weber dalam ilmu sosiologi adalah kajian tentang konsep dasar sosiologi (1964). Dalam urainnya menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang memahami tindakan sosial. Tulisan ini kemudian dikembangkan untuk membahas masalah interaksi sosial dan tema ini akan dibahas secara khuusus pada bab tersendiri 

1 komentar:

  1. Online Casino Site ᐈ Free Spins | Lucky Club
    Find a Casino site you love! You can win big and play at a reliable online casino. luckyclub.live You can even win huge jackpots.

    BalasHapus